Mengatur keuangan menjadi salah
satu hal penting yang harus dilakukan oleh setiap orang. Banyak orang yang mengalami
masalah karena tidak mampu mengatur keuangannya dengan baik. Bahkan karena
tidak mampu mengatur keuangan dengan baik, banyak orang yang menjadi susah dan
menganggu ibadahnya. Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam yang diutus oleh
Allah Ta’ala telah memberikan contoh yang baik bagaimana cara mengatur
keuangan. Yuk simak ulasan berikut!
1. Mengetahui Jumlah Pengeluaran
Photo: Car.co.id
Mengetahui jumlah pengeluaran menjadi penting karena kita harus mengetahui berapa banyak dan kemana saja uang kita digunakan. Sebaiknya gunakanlah uang untuk keperluan yang memang benar-benar dibutuhkan. Buatlah skala prioritas kebutuhan yang diperlukan, apakah termasuk kebutuhan primer, sekunder atau tersier. Dengan begitu kita akan terhindar dari perilaku konsumtif, karena akan menjadi suatu kemudharatan apabila harta dipakai untuk kenikmatan dunia secara berlebihan. Rasulullah pernah bersabda dalam hadistnya:
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ
فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ
جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ.
“Tidaklah melangkah kaki
seorang anak Adam di hari kiamat sebelum ditanyakan kepadanya empat perkara:
tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang masa mudanya untuk apa digunakan,
tentang hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dihabiskan, dan tentang
ilmunya untuk apa dimanfaatkan.” (HR Tirmidzi).
2. Jangan Lupa Bersedekah
Photo: Suara Merdeka
Rasulullah selalu mengajarkan umatnya untuk bersedakah baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah. Sebab didalam harta kita, 2,5% merupakan milik fakir miskin dan anak yatim. Allah Ta’ala berfirman di dalam Alquran:
وَفِيْٓ اَمْوَالِهِمْ
حَقٌّ لِّلسَّاۤىِٕلِ وَالْمَحْرُوْمِ
“Dan pada harta-harta mereka
ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat
bagian.” (Adz-Dzariyat: 19)
Semakin banyak bersedekah akan
membuat harta yang kita miliki semakin banyak. Menurut penelitian dari Harvard
Business School, semakin banyak orang yang bersedekah maka akan semakin bahagia
orang tersebut. Dengan kondisi tersebut, orang akan mudah dalam bekerja.
3. Berdagang/Berwirausaha
Photo: Jamil Azzaini
Coba kita lihat 10 orang terkaya di dunia saat ini, mereka semua adalah pengusaha yang dengan kata lain mereka adalah pedagang. Bahkan Rasulullah juga merupakan seorang pedagang selama hidupnya. Oleh karena itu menjadi seorang pedagang merupakan salah satu cara yang baik untuk memperoleh rejeki yang banyak. Rasulullah bersabda dalam hadistnya:
“Hendaklah kamu berdagang, karena di dalamnya terdapat 90 persen pintu rezeki,” (HR. Ahmad)
Hal yang dapat ditiru dari cara
berbisnis Rasulullah adalah Rasulullah selalu mengambil untung sedikit dan
sewajarnya. Sebab, jika berambisi untuk
terus mengambil untung terlalu besar, maka produk bakal sulit laku. Dengan
mengambil untung yang sewajarnya, akan membuat banyak orang lebih tertarik
untuk membeli lebih banyak produk yang kita jual. Jika banyak orang membeli
produk, maka keuntungan yang dicapai juga semakin besar. Hal ini tentu lebih
baik dibandingkan menjual dengan untung besar tetapi hanya laku sedikit.
4. Menyeimbangkan Pengeluaran dan
Pemasukan
Perhatikanlah jumlah pengeluaran
dan pemasukan. Jangan sampai pengeluaran lebih besar daripada pemasukan Anda.
Lakukanlah gaya hidup yang sederhana, tidak boros dan tidak mengutamakan
gengsi. Rasulullah juga selalu menerapkan pola hidup yang sederhana. Hindari
mengambil banyak cicilan yang akan berakhir dengan utang yang menumpuk.
5. Tidak Menumpuk Harta
Rasulullah selalu mengajarkan
kita tidak menumpuk harta dan lebih banyak berbagi dengan orang lain. Terlebih
jika ada keluarga, kerabat atau teman yang sedang dalam kesulitan. Karena
menumpuk harta tidak akan memberikan manfaat yang berarti. Cara lain yang lebih
baik adalah dengan menyisihkan penghasilan untuk modal usaha atau berinvestasi.
Sumber: Manejemen Keuangan