thumbnail

Piala Dunia sudah dimulai sejak seminggu yang lalu. Banyak kejutan yang ditampilkan dari lapangan hijau Qatar. Walaupun tim nasional Indonesia belum bisa tampil di perhelatan sepakbola terbesar di dunia ini, tapi ternyata Indonesia juga ikut berkontribusi

28 November 2022

Piala Dunia sudah dimulai sejak seminggu yang lalu. Banyak kejutan yang ditampilkan dari lapangan hijau Qatar. Walaupun tim nasional Indonesia belum bisa tampil di perhelatan sepakbola terbesar di dunia ini, tapi ternyata Indonesia juga ikut berkontribusi dalam piala dunia kali ini. Datang dari masyarakat Madiun, ternyata bola resmi Piala Dunia 2022, “Al Rihla” merupakan produksi dari PT. Global Way Indonesia (GWI), Madiun.

Sejak awal, PT. GWI merupakan perusahaan yang hanya memproduksi barang ekspor perlengkapan olahraga, termasuk bola. Namun sayangnya mereka tidak memproduksi untuk kebutuhan di dalam negeri. Sponsor resmi perlengkapan Piala Dunia, Adidas telah mempercayakan PT. GWI untuk memproduksi perlengkapan piala dunia sebanyak 4 kali penyelenggaraan piala dunia. PT. GWI memiliki 2 lokasi produksi, yaitu di China dan Indonesia, namun 70% diproduksi di Indonesia.

Al Rihla didesain dengan bentuk panel yang menyerupai “Dhow Boat” tradisional Qatar dengan warna pola biru, merah dan kuning. Pola ini mewakili lanksap kota Doha, ibukota Qatar. Selain itu, Al Rihla adalah bola Piala Dunia pertama yang dibuat secara eksklusif dengan tinta dan lem berbahan dasar air. Al Rihla juga memiliki sejumlah fitur dengan teknologi yang canggih. Melansir dari laman FIFA.com, teknologi baru yang ditanamkan didalam Al Rihla bernama Semi-Automated Offside Technology (SAOT), teknologi ini memungkin bola yang bisa terkoneksi dengan teknologi Video Assistant Referee (VAR) dan menjadi bagian penting yang membantu wasit saat laga berlangsung.

Al Rihla dengan sensor gerak Inertial Measurement Unit (IMU) yang ada di alamnya, akan memainkan peran penting untuk menentukan offside terjadi atau tidak. Untuk menentukan offside, Al Rihla akan mengirimkan data ke ruang operasional video untuk menentukan di mana titik bola secara presisi. Bola dan sensornya itu, dibantu dengan ditambah dua belas kamera pemantau di stadion. Memadukan data pelacakan anggota badan pemain dan bola melalui kecerdasan buatan, teknologi baru ini secara otomatis memberi tahu jika pemain menerima bola di posisi ilegal. Tim wasit kemudian secara manual memeriksa untuk menguatkan keakuratannya sebelum melaporkannya ke wasit utama dan mengambil keputusan.

FIFA mengklaim proses ini bisa terjadi dalam hitungan detik, yang membuat keputusan offside bisa muncul dengan lebih cepat dan akurat. Data yang direkam dari kamera, termasuk posisi bola, juga dipakai untuk menciptakan animasi yang kemudian bisa ditayangkan dalam siaran ulang di stadion ataupun tayangan di televisi.

Ternyata karya anak bangsa sangat keren ya.

 

Sumber: Al Rihla dari Indonesia


Baca Artikel dan Berita Lainnya :