Manusia dianugerahi oleh Allah
Ta’ala dengan emosi. Dengan adanya emosi kita dapat merasakan bahagia, sedih
hingga marah. Namun jika kita dapat mengendalikan emosi dengan baik, maka emosi
dapat menjadi jalan setan untuk menyesatkan manusia. Karena saat emosi manusia
tidak terkontrol, orang bisa dengan mudah mengucapkan kalimat kekafiran, menggugat
takdir, mengatakan kata-kata kasar, mencaci maki dan berbagai hal-hal buruk
lainnya. Selain melakukan ucapan-ucapan buruk, orang juga bisa melakukan
kejahatan-kejahatan di luar nalar saat emosi tidak terkontrol.
Islam menekankan kepada setiap
orang untuk bisa mengontrol emosi dengan baik. Rasulullah Shallahu Alaihi
Wassalam pernah bersabda dalam hadistnya :
لا تغضب ولك الجنة
Artinya :
“Jangan marah, bagimu surga.”
(HR. Thabrani)
Agar kita tidak terjerumus dalam dosa besar karena emosi, berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengkontrol emosi.
1. Membaca Ta’awudz
Karena sumber dari kemarahan
adalah setan, maka godaannya dapat kita redam dengan meminta perlindungan
kepada Allah Ta’ala. Ketika kita tersulut emosi dalam sebuah perkara,
cepat-cepatlah meningat Allah Ta’ala dengan membaca :
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ
الرَّجِيمِ
Artinya :
“Aku berlindung kepada Allah
Subhanahu wa ta'ala dari setan yang terkutuk”.
Dalam sebuah hadist Rasulullah
Shallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda :
إِني لأعلمُ كَلِمَةً لَوْ قالَهَا
لذهبَ عنهُ ما يجدُ، لَوْ قالَ: أعوذُ بالله مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجيمِ، ذهب عَنْهُ
ما يَجدُ
Artinya :
“Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini, marahnya akan hilang. Jika dia membaca ta’awudz: A’-uudzu billahi minas syaithanir rajiim, marahnya akan hilang.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Diam
Dan Menjaga Lisan
Saat emosi tidak terkontrol,
orang cenderung bebicara tanpa aturan, dan dari ucapapan tersebut bisa saja
mengandung dosa besar. Oleh karenat saat sedang marah alangkah lebih baik untuk
berusaha diam. Di saat kesadaran kita berkurang, di saat nurani kita tertutup
nafsu, jagalah lisan ini dengan baik, jangan sampai dari ucapan sendiri malah
menjerumuskan kita ke dasar neraka. Dalam sebuah hadist
Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda :
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ
Artinya :
“Jika kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad)
3. Berusaha
Merendah
Kecenderungan orang yang sedang
emosi adalah ingin menjadi lebih tinggi dan ingin dituruti. Dengan posisi lebih
tinggi, dia bisa melampiaskan amarahnya sepuasnya. Oleh karenta itu, Rasulullah
Shallahu Alaihi Wassalam memberikan saran sebaliknya. Agar marah ini dapat
diredam, cobalah mengambil posisi yang lebih rendah. Dalam
sebuah hadist Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda :
إِذَا
غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ وَإِلَّا
فَلْيَضْطَجِعْ
Artinya :
“Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur.” (HR. Ahmad)
4. Segera
Mengambil Wudhu Atau Mandi
Photo : Suara.Com
Kemarahan datang dari godaan setan yang terbuat dari api.
Oleh karena itu padamkanlah dengan air. Dalam sebuah hadist Rasulullah Shallahu
Alaihi Wassalam pernah bersabda :
إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ
وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ
فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ
Artinya :
“Sesungguhnya marah itu dari
setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air.
Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)
Beberapa pakar menganjurkan untuk
berwudhu dalam rangka meredam panasnya emosi dan marah. Dr. Muhammad Najati
mengatakan, bahwa air yang dingin, bisa menurunkan darah bergejolak yang muncul
ketika emosi. Sebagaimana ini bisa digunakan untuk menurunkan tensi darah
tinggi. Karena itulah, di masa silam, terapi mandi digunakan untuk terapi
psikologi.
Sumber : Solusi Saat Marah